Alamak! Investasi Turun Hingga 90,74 Persen Dapat Sorotan Tajam dari Fraksi PDIP DPRD Medan

Medan - Realitasonline.id| Merosotnya nilai investasi di Kota Medan hingga 90.74 persen mendapat sorotan tajam dari Fraksi PDIP DPRD Medan.

Hal ini dikemukakan juru bicara Fraksi PDIP DPRD Medan Edward Hutabarat. Dia Senin (18/9/2023) menyebutkan sorotan fraksi ini sudah dilontarkan pada rapat paripurna dengan agenda pemandangan umum fraksi-fraksi pada pekan lalu.

Fraksi PDIP DPRD Medan sebut investasi di Kota Medan menurun sangat signifikan hingga mencapai 90,74 persen.

Baca Juga: Pemilu Damai 2024: Aulia Rahman Sebut Perbedaan Pendapat Jangan Dijadikan Perpecahan

Bila tahun 2019 nilai investasi (PMA/PMDN) mencapai Rp 47,23 triliun dan pada 2020 menurun sangat tajam menjadi Rp 4,37 triliun.

Maka diminta Pemko Medan melakukan langkah serius untuk pemulihan.

Fraksi PDIP DPRD Medan terkait Ranperda Insentif dan Kemudahan Penanaman Modal menurut Edward Hutabarat sangat baik.

Baca Juga: Jangan Remeh dengan Jamur, Ternyata Banyak Manfaatnya, dr Zaidul Akbar Sebut Bisa Turunkan Lemak

Namun, dengan adanya penurunan itu patut menjadi perhatian serius dan menjadi pertanyaan besar bagi Fraksi PDIP.

Tentu kata Edward, selain faktor pandemi Copid-19 yang terjadi saat itu, pasti ada faktor lain yang mempengaruhi penurunan nilai invesatasi yang sangat drastis tersebut.

Untuk itu juru bicara Fraksi PIDP DPRD Medan ini minta penjelasan secara konkrit faktor- faktor lain yang diharapkan dapat diatasi bersama.

Baca Juga: Resep Udang Sambal Kecombrang Makannya Bikin Nagih!

Seiring dengan adanya Perda Insentif dan Kemudahan Penanaman Modal ini nantinya, Fraksi PDIP minta penjelasan secara periodik target pertumbuhan nilai investasi di Kota Medan dalam jangka waktu 5 tahun ke depan.

Ditambahkan Edward lagi, phaknya menerima laporan berbagai keluhan yang sering disampaikan para calon investor dalam berbagai kesempatan.

Menurut Edward, kurangnya minat investor menanamkan modalnya di Kota Medan diakibatkan birokrasi yang terlalu panjang dan banyaknya pungutan tak resmi.