Baca Juga: Misteri Kucing Hitam: Simbol Keberuntungan atau Malah Kutukan?
Di mulut goa sudah tampak tengkorak manusia yang bercampur akar pepohonan berserakan," cerita Mbah Ardjo dengan mimik serius.
Sekitar tahun 1980, Mbah Ardjo Genthelut yang sudah biasa berada di Candi Wringin Branjang kedatangan seorang lelaki mengaku bernama Jarkoni berasal dari Tulungagung.
Kedatangannya karena mendapat wisik bahwa di kawasan Wringin Branjang terdapat Arca Emas.
Waktu itu Jarkoni dengan memamerkan ilmunya merasa sanggup mengalahkan Siluman Ratu Wringin Branjang yang memiliki Arca Emas itu.
Beberapa hari lamanya Jarkoni bersemedi di dalam candi. Pada hari Kamis siang, Jarkoni mengaku diundang ke pendapa Siluman Ratu.
Ada suatu pertemuan gaib yang akan dilangsungkan pada malam Jumat bersamaan tenggelamnya matahari.
"Saya merasa tidak enak, apa betul Kanjeng Ratu mengundang Jarkoni. Maka sore itu aku tunggui dia sampai berangkat ke pendapa keraton. Padahal saya belum pernah mendengar pendapa itu sebelumnya," cerita Mbah Ardjo Genthelut.
Baca Juga: Bukit Salib Lithuania: Misteri Ribuan Salib yang Menjulang Tinggi, Ada Kaitannya dengan Hal Gaib?
Benar juga yang Jarkoni katakan. Bersamaan matahari tenggelam, ia mengaku melihat jalan yang terang.
"Aku yang akan mendapat arca emas itu!" teriak Jarkoni sambil meninggalkan Mbah Ardjo yang hanya melihat kepergian Jarkoni.
"Saat itu untuk pertama kalinya saya melihat gemerlap istana yang berada di atas bukit. Jalan yang dilewati Jarkoni tampak berundak, menuju ke atas. Begitu Jarkoni lenyap, lenyap pula istana yang gemerlap itu", cerita pria sepuh itu.
Menjelang tengah malam, terdengar jeritan lelaki minta tolong dari arah gua. Jeritan itu sangat memilukan, karena lelaki itu merasa kesakitan.
Setelah hampir setengah jam berjangsung, suara itu menghilang, dan sejak saat itu pula lelaki yang bernama Jarkoni tidak pernah kembali.
Seandainya kembali, Arca Emas itu pasti dipamerkan kepada Mbah Ardjo.
