Mbah Ardjo Genthelut juga pernah mendapat hadiah dari Siluman Ratu Wringin Branjang.
Kejadian itu berlangsung tahun 1995. Saat itu ia sedang tirakatan di depan cungkup.
Tiba-tiba jalan yang pernah ia lihat beberapa waktu yang lalu saat peristiwa Jarkoni tampak di depannya.
Dari undak-undak istana seorang wanita cantik yang ciri-cirinya seperti diceritakan Supar muncul.
"Mbah, karena pengabdianmu di tempat ini sudah lama maka kamu kuberi hadiah Keris Nagasasra. Hanya saja kamu ambil sendiri di belakang cungkup ada gundukan tanah yang ditumbuhi pisang. Siapa tahu, kalau kamu untung mendapat harta karun," kata sang ratu.
Keesokan harinya Mbah Ardjo membawa cangkul dan menggali gundukan tanah yang ditumbuhi pisang.
Setelah digali ternyata menemukan pondasi bekas rumah pemujaan. Undakan masuk memiliki gambar naga.
Baca Juga: Misteri Suara Neraka yang Sering Terdengar di Gunung Sibayak dan Misteri Orang Bunia
Itulah yang dimaksud Keris Nagasasra. Sedang harta karun yang ditemukan, berupa bokor dari tanah liat dan guci dari tanah liat juga. Guci itu dihiasi buah pisang yang memenuhi seluruh awak guci.
Wringin Branjang merupakan komplek candi yang menghadap ke Gunung Kelud.
Menurut para ahli Arkeologi, candi ini didirikan untuk memuja Dewa Gunung pada zaman Kerajaan Kediri.
Karena Gunung Kelud sering meletus, maka perlu diberi sesaji. Sebagai penjelmaan Dewi Gunung diukirlah sebuah Arca Emas untuk pemujaan.
Namun, zaman telah berubah. Pemujaan terhadap Dewa Gunung tidak dilakukan lagi, sehingga Arca Emas yang biasanya dipuja, diambil oleh para siluman untuk dimiliki.
Namun menurut Mbah Ardjo, Arca Emas tersebut akan diberikan kepada manusia, asal manusia itu memenuhi syarat yang diharapkan Siluman Ratu Wringin Branjang.