Baca Juga: Misteri Penunggu Tikungan Amoy di Sibolangit Sering Penampakan Gadis-gadis Berpakaian Ala Gadis Cina
Masih menurut cerita Mbah Ardjo, pada tahun 1985 seorang wanita yang merasa dirinya berilmu, langsung naik Gunung Gedhang sendirian.
Wanita itu dari Desa Kotes Kecamatan Gandusari, suatu tempat yang dari Candi Wringin Branjang jaraknya hanya 10 km.
Wanita itu tidak menemui Mbah Ardja Genthelut lebih dulu, karena la merasa sudah mampu.
Tujuan wanita yang pada akhirnya diketahui bernama Lasiyah mendapat petunjuk bahwa Arca Emas berada di dalam goa akan menjadi miliknya.
Maka Lasiyah masuk goa sendirian saja. Hal itu diketahui setelah keluarganya mencari, selang beberapa minggu Lasiyah menghilang.
Saat dilacak ke dalam Goa Kematian, tubuh Lasiyah sudah tinggal tengkorak saja. Sebagai petunjuk, bahwa yang meninggal Lasiyah adalah pakaian yang dikenakan. Pakaian itu masih belum ikut busuk.
Lepas dari kejadian yang mengiriskan itu, "Kanjeng Ratu juga bersikap kasih sayang kepada manusia yang berbudi luhur," tutur Supar, 55 tahun, yang juga sering tirakatan di Wringin Branjang.
Baca Juga: Misteri Makhluk Pemangsa Nyawa Penghuni Gunung Salak
Supar bercerita pernah bertemu dengan Ratu Wringin Branjang. Saat itu dia bersama Mbah Ardjo Genthelut di depan Candi Wringin Branjang.
Pada tengah malam tiba-tiba ia melihat cahaya remang-remang yang merupakan jelmaan Siluman Ratu.
Menurut Supar, ratu itu cantik sekali dan pakaiannya gemerlap, namun sangat merangsang. Perut, pusar dan pinggangnya tidak tertutup pakaian. Hanya dada dan pinggul ke bawah sampai betis tertutup permata yang transparan.
"Supar, kau kuberi rumah di belakang cungkup. Besok dapat kamu gali dengan tanda tumbuhan pandan berduri", kata Supar menirukan kata-kata sang ratu.
Keesokan harinya, tempat yang ditumbuhi pandan berduri digali. Ternyata tempat bekas pondasi, berupa tatanan batu berbentuk bulat.
Walaupun tempat itu merupakan pondasi yang tinggal mendirikan rumah, Supar tidak berani menempatinya karena tanah tersebut milik Perhutani.