Realitasonline.id | CIMB Niaga hadir dan mendesain OCTO Mobile sebagai digital banking berbasis preferensi manusia zaman now. Ketika sektor perbankan di Indonesia sedang bertransformasi begitu pesat, CIMB Niaga hadir tidak sekadar “mengisi absen” lalu tidak bertumbuh di antara kehidupan yang makin bergantung pada teknologi. Dan bank-bank dalam realitas saat ini tidak hanya bersaing mengenalkan produk finansialnya, tetapi juga menciptakan ruang dan pengalaman digital ketika masa depan ada di ujung jari.
Pengamat financial technology (fintech), Sunarji Harahap mengatakan bahwa saat ini masyarakat sangat mudahnya memilih bank digital maupun mobile banking sesuai dengan preferensi setiap individu. Artinya, dalam sisi korporasi tentu ini menjadi tantangan tersendiri untuk memberikan jawaban atas kebutuhan transaksi yang sering kali menjadi kunci terpenuhinya kebutuhan primer setiap individu.
“Bank digital saja sudah ada sekitar 15 berkembang di Indonesia, belum lagi mobile banking yang didesain oleh bank konvensional sebagai pemenuhan permintaan dan menciptakan daya tawar bagi user. Tapi ini bukan tentang permintaan atau penawaran saja, korporasi yang melahirkan nilai-nilai kehidupan dari setiap produknya sesuai dengan preferensi kebanyakan individu akan menjadi sebab mengapa produk itu akan terus bertumbuh dan berkembang,” katanya, Kamis (4/9/2025).
Baca Juga: Tugas Kebangsaan Seorang Wartawan: Berkawan Setia dengan Bahasa
“(Masa depan di ujung jari) itu bukan isapan jempol, ya. Keadaannya memang seperti itu ketika semua dapat diselesaikan dengan ujung jari kita, maka setiap individu akan mencari instrumen yang mendukung itu. Misal, mau beli apa-apa, bagaimana bayarnya bisa diselesaikan dengan ujung jari. Lebih dari itu dan acap kali menjadi preferensi adalah Free all transaction, apakah setiap transaksi itu bisa gratis? Karena, Rp500 atau tarif standar BI Fast Rp2.500 saja akan menjadi perhitungan. Nah, inilah yang akan menjadi pertimbangan korporasi bagaimana mereka menciptakan produknya sesuai preferensi semua segmentasi,” jelasnya lagi.
Menjawab tantangan itu, CIMB Niaga hadir dan bertumbuh sebagai salah satu pionir yang bertaji merealisasikan hasil konkret dari strategi digitalisasi mulai dari transaksi sehari-hari, investasi, hingga pembiayaan korporasi, akses digital kini menjadi kunci utama membuka ruang masa depan itu. Adapun produk-produk digital yang dikembangkan CIMB Niaga berbasis layanan branchless banking seperti OCTO Mobile, OCTO Clicks, Bizchannel@CIMB, Automated Teller Machines (“ATM”), dan OCTO Pay (e-money). Dalam laporannya, pada semester I 2024 saja, diketahui 90% dari total transaksi nasabah telah dilakukan melalui layanan branchless banking seperti OCTO Mobile.
Diketahui pada akhir 2024, CIMB Niaga telah mengoperasikan 50 cabang hybrid dengan 21 Digital Branch dan 29 Digital Hub. Di tahun 2025 kuartal I bertambah menjadi 52 lokasi, dan meningkat menjadi 54 lokasi pada semester I 2025. Kondisi riil hadir dan bertumbuhnya CIMB Niaga ini mengartikan bahwa komitmen bank untuk tidak hanya memperkuat layanan digital, tetapi juga menyiapkan sarana fisik yang relevan berbasis masa depan.
Hadir dan bertumbuhnya CIMB Niaga juga ditunjukkan dengan adanya Self-Service Banking atau Self-Service Tablet bagi nasabah untuk aktivasi rekening, mengganti kartu, hingga memperbarui data nasabah (CIF). Dengan begini, 80% dari proses tersebut dapat selesai dalam waktu singkat tidak lebih dari 5 menit, jauh lebih cepat dibanding layanan manual di cabang konvensional. Inilah bagian kecil yang dimaksud dengan “masa depan di ujung jari” gawean CIMB Niaga.
Baca Juga: Aqua Dwipayana, Sarjana Tertua dan Wartawan yang Hidup Kembali