Realitasonline.id - Tapanuli Selatan | Selain memiliki keindahan alam digugusan pegunungan Bukit Barisan, Sipirok juga sangat tersohor dengan produksi kain tenun dan kerajinan manik-maniknya.
Jika potensi ini disentuh, didukung dan difasilitasi oleh pemerintah, akan berpotensi besar meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan setidaknya menambah penghasilan bagi rumah tangga pengrajin, yang angkanya sudah ratusan bahkan hampir menyentuh ribuan pengrajin.
Potensi ini ternyata ada kesan 'terabaikan', setidaknya dalam kurun 4 tahun terakhir. Campur tangan pemerintah, sangat berdampak pada geliat produksi dari para pengrajin tenun, baik tenun tradisional yang menghasilkan ulos, begitupun tenun semi modern menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) atau bisa disebut 'Silungkang', yang menghasilkan kain, untuk bakal baju, jas, rok dan lainnya.
Baca Juga: Bawaslu Humbahas imbau Paslon Tertibkan APK yang Melanggar Aturan
Minimnya campur tangan pemerintah belakangan ini, membuat ratusan penenun menaruh harapan kepada Padangan Calon (Paslon) nomor urut 1 Gus Irawan Pasaribu dan Jafar Syahbuddin Ritonga (BAGUS1), yang saat ini maju di Pilkada Tapsel.
"Harapan kami, jika terpilih nantinya, agar membangkitkan atau mem BAGUS1 kembali industri pertenunan kain di Tapanuli Selatan (Tapsel), khususnya di Sipirok," ujar Adventnius Ritonga, penenun pria legendaris di Sipirok, saat temu ramah dengan Gus Irawan Pasaribu dan Jafar Syahbuddin Ritonga di rumah tenun Dusun Silangge, Desa Pahae Aek Sagala, Kecamatan Sipirok, Kabupaten Tapsel, kemarin.
Baca Juga: Kualitas Aset Semakin Baik, Intip Strategi BRI Turunkan Rasio Kredit Bermasalah
Menurutnya, perhatian dan campur tangan pemerintah lewat kebijakan, sangat menentukan nasib para penenun di daerah ini. Ia mengaku kecewa pada pemerintah saat ini, karena dinilai tidak ada keberpihakan pada pengrajin tenun.
"Saat ini ada 480 penenun tersebar dibeberapa Desa di Kecamatan Sipirok, namun, karena lesunya pasar berdampak pada menurun dan melambatnya produksi kain dari pengrajin," terangnya.
Menurut Advend, masalah utama bagi penenun adalah pasar. Padahal, semasa pemerintahan sebelumnya sudah sangat baik dan dampaknya sangat terasa. Salah satu kebijakan yang berpihak pada penenun adalah, mewajibkan seluruh pegawai dihari tertentu memakai pakaian tenun.
"Di masa kepemimpinan Bupati Syahrul Pasaribu masih terjalin kerja sama yang baik. Harapan kami kepada BAGUSI, jika nanti duduk jadi Bupati dan Wakil Bupati Tapsel, tolong para pengajin tenun dan juga manik-manik diperhatikan, demi bangkitnya kembali pertenunan dan manik-manik Sipirok dan kepada pengrajin tenun, jangan lupa memilih bapak Gus Irawan, agar pertenunan Sipirok kembali bangkit," harapnya.