sumut

Guru Besar IPB: Permintaan Tutup TPL Mustahil, Tidak Perusak Lingkungan dan Rutin Beri CSR

Selasa, 27 Mei 2025 | 12:54 WIB
Prof Dr Manuntun Parulian Hutagaol. (Realitasonline.id/Dok)

Realitasonline.id - Taput | Guru Besar IPB University Prof Manuntun Parulian Hutagaol mengatakan belum lama ini tengah heboh seruan terbuka agar pemerintah menutup PT Toba Pulp Lestari (TPL).

Tidak sedikit pihak menganggap TPL sebagai perusak lingkungan sehingga menimbulkan banjir dan longsor di Toba. Masyarakat mengalami kerugian materi, non materi yang cukup besar.

Akan tetapi, seruan tutup TPL tidak didasarkan pada pemahaman yang logika serta berbasis data yang jelas dan bisa dipertanggungjawabkan.

Baca Juga: Bupati Asahan Terima Penghargaan Nasional dari Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah RI

TPL merupakan perusahaan besar yang nilai investasinya mencapai triliunan rupiah. Investasi besar itu untuk mengolah kayu (sumber daya alam, SDA) menjadi produk komersil," ujarnya melalui relis yang disampaikan ke Realitasonline, Selasa (27/5/2025).

Selain itu, kata dia, seruan tutup TPL tidak mencerminkan ketidakpahaman aturan hukum yang harus ditaati perusahaan serta mekanisme pengawasan dan penegakan secara hukum oleh pemerintah.

"Benar bahwa TPL sebagai perusahaan komersial mengejar keuntungan (profit). Tetapi, TPL sebagai perusahaan besar dan terbuka (Tbk) bukanlah entitas bisnis yang melakukan strategi maksimisasi keuntungan jangka pendek," kata Manuntun.

Menurutnya, TPL butuh Waktu sekitar 25 tahun untuk mendapatkan Kembali investasinya ditambah sejumlah return (profit) yang diharapkan pemilik perusahaan.

Artinya, satu investment cycle dari TPL membutuhkan kegiatan produksi yang berkelanjutan selama sekitar 25 tahun.

Implikasinya, TPL harus kerja keras menjamin pasokan bahan baku (kayu) yang cukup dan sesuai kebutuhan perusahaan selama periode panjang ini.

Baca Juga: Jaksa Jhon Wesli tidak Pernah Menangani Kasus Pidana Kepot

Jadi mereka harus melakukan berbagai cara menanam dan memanen pohon-pohon yang akan menjadi bahan baku pabriknya secara berulang.

Selain itu, biasanya perusahaan besar seperti TPL berharap dapat melakukan bisnisnya tidak hanya satu siklus investasi. Tetapi berkelanjutan tanpa batas waktu.

Oleh karena itu, penanaman dan pemanenan pohon diharapkan dapat dilakukan secara berkelanjutan tanpa batas waktu. Dengan prasyarat bisnis.

Tidak sedikit pihak menganggap TPL sebagai perusak lingkungan sehingga menimbulkan banjir dan longsor di Toba. Masyarakat mengalami kerugian materi, non materi yang cukup besar.

Halaman:

Tags

Terkini

Gubsu : Bantuan Korban Bencana Harus Tepat Sasaran

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:07 WIB