Kisah Misteri Romantika Tercengkram Asmara Dukun Santet

photo author
- Sabtu, 20 Juli 2024 | 21:03 WIB
Ilustrasi dukun santet. (Realitasonline.id/Dok)
Ilustrasi dukun santet. (Realitasonline.id/Dok)

Pak tua itu masih mempermainkanku. la berdiri di bibir ranjang sambil terus mengumbar tawanya dan malah menyodorkan lagi setengah gelas minuman laknat itu!

Karuan saja, aku menjadi sangat binal, mengerang-ngerang, mencengkram apa saja yang ada di depanku.

Pelan tapi pasti, pak tua itu mendatiku. Pertama ia meraba punggungku, kemudan mencium leherku.

Aku mendesis-desis ingin mencakar wajahnya tatkala ia menciumi seluruh tubuhku! Tetapi, sungguh di luar dugaanku, ternyata pak tua itu tak mampu "menjembatani" keinginanku.

Baca Juga: Perang Santet Dengan Parang Maya di Tanah Dayak Paling Dahsyat dan Sangat Mematikan (Bagian. 2)

Ia laki-laki tak jantan ia hanya mempermainkanku! Hal itu pantas kumaklumi, karena kondisinya yang telah uzur, di atas tujuh puluh tahunan.

Akhirnya, aku balik ke pemondokanku tatkala malam menjelang pagi. Dengan tubuh lungiai.

Pengalaman itu sungguh tak kuduga, lelaki renta itu rupanya pelaku sekte sesat di desa terpencil itu. Hari-hari berikutnya, aku menjadi sedih karena merasa digendam oleh si tua bangka itu.

Jika siang hari aku sadar dan membenci laki-laki itu, tapi begitu senja mulai menua kembali aku jatuh cinta pada pak tua yang berbau tanah itu.

Aku sudah terlalu jauh terkena ilmu guna-guna, ilmu tenungnya yang benar-benar tak manuslawi itu.

Di suatu malam berikutnya. Sebuah pengalaman yang sangat luar biasa kusaksikan sendiri, Pak tua itu sedang bertugas menyantet orang.

Sebuah nampan berisi keris kecil, bunga-bunga, sesaji lain yang tidak pernah kumengerti terletak di atas tikar pandan, juga seekor ayam putih mulus serta boneka dari tepung gaplek yang terbungkus kain kafan mirip orang mati telah tersedia.

Dengan tenang ia membakar dupa di atas anglo yang membara. Mulutnya tak berhenti komat kamit membaca mantra sesat. Entah dari mana asal muasalnya sekonyong-konyong seekor anjing hitam kecil mendengus-dengus menjilati laki-laki tua renta itu.

Malam benar-benar hening. Ada aroma kematian berhembus bersama angin semilir yang menerobos celah-celah dinding rumah.

Tiba-tiba burung hantu yang ada di pojok ruangan itu berbunyi keras-keras, dan astaga tulang-tulang serta tangkorak yang ada di pojok ruang itu bersuara.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Ayu Kesuma Ningtyas

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

ATR/BPN Permudah Masyarakat Cek PPAT Digital

Jumat, 19 Desember 2025 | 19:17 WIB
X